Judul : Jangan Mudah Menyerah
Penulis
: Dwi Suwiknyo
Penerbit : Genta Group Production
Cetakan
: Pertama, 2016
Halaman : x + 174 halaman
ISBN : 978-602-6991-75-1
Peresensi : Zul Adrian Azizam
DIRI
KITA SENDIRI YANG MEMBUAT MAJU ATAU MUNDUR
Putus
asa, kemunduran, ketidakyakinan akan dirinya sendiri barangkali pasti pernah
dirasakan oleh setiap yang bergelar manusia. Berdasarkan hal tersebut, penting
rasanya manusia membutuhkan sesuatu untuk meningkatkan rasa pesimistis tadi
menjadi rasa optimistis. Menilik karena pentingnya sesuatu itu muncullah sebuah
buku yang berjudul “Jangan Mudah Menyerah” karya Dwi Suwiknyo. Ini seperti
menemukan segelas air di gurun pasir.
Setiap
manusia diciptakan oleh Allah Swt. dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Tak sedikit juga yang selalu mengutuk hidupnya sendiri karena kekurangan yang
ia miliki, seperti tidak melihat sedikit pun kelebihannya. Terpaku pada
kekurangan akan membuat selalu merasa kekurangan yang tidak akan merasa cukup. Terlalu
terpesona pada kelebihan orang lain juga akan menambah kesedihan
Kini, berhentilah sejenak untuk kembali
pada fitrah. Menguatkan hati dan berani mengakui bahwa inilah hidup. Bagaimana
pun kondisi saat ini, tak ada yang sia-sia dalam setiap penciptaan.
(hal. 11)
Apapun kekurangan yang
dimiliki tetap syukuri karena di atas langit masih ada langit, dibawah laut
masih ada laut. Allah Swt. tidak sia-sia menciptakan manusia. Tetap mengembalikan
diri kepada Yang Kuasa.
Setiap diri ada porsinya, ukuran Allah
tidak pernah meleset. (hal. 17)
Setiap
manusia tidak pernah terlepas dari ujian berupa cobaan dan nikmat. Ketika
cobaan menimpa hendaknya bersabar dan ketika nikmat menaungi hendaknya
bersyukur. Tidak mengumpat di kala dapat cobaan ataupun membusung dada ketika
dapat nikmat. Karena bersyukur adalah ciri manusia yang selalu rendah hati.
Percayalah, dalam sikap rendah hati akan memancarkan kemuliaan diri. (hal.
26)
Setiap
manusia juga tidak pernah terlepas dari impian agar menjadi kenyataan. Impian,
harapan, dan tujuan akan memberikan ruh dalam perjalanan (hal. 56). Impian
tidak akan menjadi nyata kalau hanya dibiarkan begitu saja dalam angan tanpa
dimulai. Apalagi hanya melamunkan kapan akan dimulai tanpa diawali dengan aksi
nyata. Lamunan kosong menghasilkan kekosongan juga. Berhentilah melamun,
mulailah bergerak untuk bekerja (hal. 64).
Ketika
memulai harus diawali dengan niat yang baik dan karena Allah Swt., Harapan
seringkali tidak menjadi nyata ketika perjuangan baru dilakukan beberapa kali.
Tetapi teruslah mencoba dan mencoba sampai titik terang itu datang. Tetapi
usaha dengan dengan cara yang sama hanya akan menghasilkan kondisi yang sama
pula. Jika cara gagal dipakai kembali untuk menggapai harapan, hasilnya akan
kembali gagal. Keberuntungan adalah jalan yang kita dapatkan karena adanya
harapan besar (hal. 151).
Terus
menerus berusaha meskipun hasil yang diinginkan belum didapatkan. Tidak
berhenti atau menyerah. Selalu memerhatikan hak dan kewajiban sebagai insan di
dunia ini. Jangan hanya menuntut hak sedangkan kewajiban tidak dikerjakan. Tidak
berhenti untuk menjalani hidup ini adalah bagian dari rasa syukur karena Allah
tidak berhenti-hentinya merawat kita. Ya, Allah tidak henti-hentinya merawat
kita! (hal. 159).
Penulis
buku “Jangan Mudah Menyerah” ini yaitu Dwi Suwiknyo, sangat baik dalam
mengemasnya dengan pengemasan yang menarik dengan visualisasi cerita berbentuk
gambar, maupun cerita-cerita narasi yang sangat menginspirasi. Banyak kisah
yang dapat kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Tidak merasa kebosanan
atau kejenuhan ketika membaca buku ini.
Biku
ini sangat sarat nilainilai motivasi dan keagamaan yang cocok untuk dibaca di
setiap kalangan usia. Banyak quote yang dapat diambil dan dijadikan
motivasi. Salah satunya yang mendalam yaitu Orang boleh saja meremehkan
ikhtiar kita, orang yang iri bisa saja menghalangi ikhtiar kita, mereka bisa
menolak argumen-argumen kita, tetapi mereka tidak bisa menolak doa-doa kita.
Sebab doa (shalat) adalah cara kita berkomunikasi langsung dengan Allah (hal.
168).
*Dimuat di Harian Singgalang, edisi Minggu, 4 September 2016. Selamat membaca :)
No comments:
Post a Comment